Sabtu, 06 Desember 2014

Kebutuhan Indonesia Memiliki Pemimpin Muda Baru



Indonesia butuh pemimpin muda yang memiliki visi dan misi membangun bangsa. Bukan hanya sekedar visi misi, tapi juga harus diwujudkan dengan tindakan nyata. Di era globalisasi, masyarakat kini sudah mulai mengerti ingin membawa negara Indonesia ke arah mana. Pendidikan membuat mereka sadar akan politik di Indonesia yang semakin carut marut. Mereka mulai paham mana pemimpin yang pantas dipilih dan diberi amanat untuk memajukan Indonesia. Bukan hanya masyarakat yang sadar akan perubahan, begitu juga calon pemimpinnya. Pemimpin-pemimpin muda yang memiliki inovasi-inovasi cemerlang mulai muncul dipermukaan.
Dengan begitu muncul permasalahan. Bagaimana cara masyarakat tahu, seorang calon pemimpin itu memiliki integritas yang tinggi seperti yang masyarakat impikan. Apakah jika sudah terpilih seorang calon pemimpin itu akan amanah. Dan apa saja yang diperlukan seorang calon pemimpin untuk mengayomi masyarakat serta aparat pemerintahannya. 
Thomas Carlyle (1888), Herbert Spencer (1896) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang melekat ─ pemimpin besar dilahirkan, bukan dibentuk. Pemimpin besar muncul sebagai heroik, mitos dan ditakdirkan karena diperlukan. Menurut Gordon Allport (1937), Hans Eynsenck (1967) pemimpin terbentuk karena warisan karakteristik perilaku tertentu yang dimiliki seseorang. Joan Woodward (1958), Fiedler, FE (1958) Joan Woodward berpendapat bahwa kepemimpinan dipengaurhi oleh variabel-variabel lingkungan yang menentukan gaya kepemimpinan. Tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi. Keberhasilan pemimpin tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut, dan aspek lingkungan.
Hasil yang diharapkan masyarakat dengan datangnya pemimpin baru adalah semakin berkembangnya Indonesia kearah yang lebih baik. Pembangunan yang merata juga merupakan salah satu faktor masyarakat ingin mencari pemimpin baru. Diharapkan pemimpin muda yang terpilih dapat menjalankan amanat dan membangun daerah terbelakang. Bukan hanya dalam hal pembangunan tapi juga dalam hal ekonomi. Perekonomian yang terencana juga menjadi andil besar dalam kemajuan Indonesia.
 Dengan begitu, masyarakat diharapkan bisa memilih pemimpin baru dengan baik dan benar. Dari kalangan masyarakat berpendidikan juga harus berperan besar dalam pemberian pengetahuan cara memilih pemimpin yang baik. Para calon pemimpin baru juga harus sadar akan kebutuhan masyarakat memiliki pemimpin yang berkualitas. Menjadi pemimpin bukan hanya karena uang semata, melainkan karena ingin membangun Indonesia menjadi negara yang besar.

Kamis, 04 Desember 2014

Perpisahan



Kembali aku ingat sekelebat indah bayangmu. Kita memulainya dilautan ini. Aku tahu, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi bisakah kita menikmati kebersamaan ini barang sebentar lagi saja. Disudut ini kita dipertemukan, kembali disudut inilah kita dipisahkan. Aku masih ingat betul bagaimana ombak menarik genggaman kita. Memaksa untuk mengakhiri semua kesenangan. Tak bisa ku elak, semua kejadian itu terekam jelas diingatanku. Burung-burung menyanyikan lagu kesedihan, seakan mengerti apa yang aku rasa. Bahkan ombak kembali tenang seakan meminta maaf akan perbuatannya. Tapi terlambat, kamu sudah benar-benar pergi cinta.
Cinta. Aku dan kamu sama-sama menyukai deburan ombak. Tapi kenapa hal yang sama-sama kita sukai malah merenggutmu dari genggamanku. Kamu tahu, semenjak kepergianmu aku masih datang ke laut ini. Menanti kan senja sendiri. Karena aku masih ingat kata-katamu dulu, nantikanlah senja disini jika suatu saat aku pergi dan tak kembali. Sedih memang, tapi setidaknya aku cukup terhibur dengan kedatangan senja dilaut ini.

Rabu, 03 Desember 2014

Yuk Kita Cari Buku Bekas



dok. penulis
Tangerang - Merubah pandangan masyarakat memang sulit, apalagi jika menyangkut hal-hal yang kurang menarik. Seperti halnya belajar menggunakan buku bekas. Padahal, dengan harga yang miring dan dengan kualitas buku yang cukup baik seorang pelajar bisa belajar menggunakan buku bekas. Sehingga uang yang seharusnya kita gunakan untuk membeli buku baru bisa kita tabung untuk membeli kebutuhan lainnya.
Ditemui di sebuah kawasan di Tangerang, Zarudin Hutagalung (68) menceritakan jatuh bangunnya membesarkan toko buku bekas.  Toko buku yang sudah ada sejak tahun 1993 hingga saat ini didirikan, ternyata sempat digusur oleh camat sekitar pada tahun 2006 karena dianggap mengganggu lingkungan sekitar. Akhirnya dengan usaha dan kerja keras, beliau bisa mendirikan dan membangun kembali tokonya. Bahkan kini toko bukunya terlihat lebih besar.
Beliau memilih menjadi penjual buku bekas karena ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa sesuatu yang dijadikan sampah oleh orang lain bisa menjadi harta untuk yang lain. Kebanyakan dari kalangan pelajar yang lebih sering membeli buku disini. Karena koleksi buku yang cukup lengkap banyak pembeli dari luar tangerang yang membeli di toko ini. Koleksi buku mulai dari buku pelajaran untuk TK sampai untuk buku kuliah pun ada, kamus, majalah bekas, dan masih banyak lagi.
Selain buku bekas disini juga terdapat buku baru, hanya saja jumlahnya sedikit. Karena biasanya pembeli datang kesini untuk mencari buku bekas, bukan buku yang masih baru. Sedangkan untuk stok buku bekas, beliau mendapatkannya dari mengumpulkan buku bekas di rumah-rumah warga. Selain itu juga ada buku yang dibeli dari pengumpul, hanya saja kualitasnya kurang baik.

Jumat, 24 Oktober 2014

Penulis Muda Berbakat


dok. pribadi
Tangerang – Ditengah kesibukannya sebagai pelajar, Dyah Apriliani Kusumaastuti (17) berhasil menerbitkan dua novel. Novel yang telah diterbitkan di penerbit DAR! Mizan dalam serial Pink Berry Club antara lain berjudul, I Miss You, Dad (terbit bulan Agustus 2014) dan Surprise in Hokkaido (terbit bulan September 2014). Saat ini kedua novelnya sudah bisa didapatkan ditoko buku seluruh Indonesia. Dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp. 35.000,00.
Dyah memilih menjadi menjadi penulis karena ingin mengabadikan pengalaman-pengalaman yang dia alami bersama orang-orang yang ada dilingkungannya dalam bentuk tulisan. Karena lingkungan mainnya didominasi oleh orang-orang hebat, keren dan mengesankan. Menurut Dyah, menulis itu menyenangkan. Hitung-hitung bisa beramal, kalau tulisan kita bisa menginspirasi orang lain.
Inspirasi dalam membuat novel bisa datang darimana saja. Saat sedang melamun atau berbicara tentang pengalaman teman yang unik di kelas. Di toko buku juga bisa mencari inspirasi, terkadang Dyah suka berimajinasi cover buku yang ada di toko buku, lalu mengarang jalan ceritanya sendiri. Di kamar sendiri juga bisa menjadi tempat mencari inspirasi, kalau sedang ingin tidur atau istirahat suka dapat inspirasi dan harus cepat dicatat agar tidak lupa.
Menurut Dyah, rahasia bisa menjadi penulis professional adalah jangan ragu untuk mengirimkan karya kita ke penerbit. Karena kalau hanya disimpan dan tidak dipublikasikan, tidak akan terbit ke penerbit. Kita juga harus terus produktif dan jangan ragu untuk memeriksa kembali naskah tulisan kita. Berikut ada sinopsis salah satu karyanya, PBC : I Miss You, Dad.
Bertemu dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua memang hal yang amat diinginkan setiap anak. Chloe sudah mendapatkan perhatian dan kasih sayang itu, tapi hanya dari Ms. Grace, Ruby dan sahabatnya, Olive. Ia ingin bertemu dengan orang tuanya, tapi kenapa Ms. Grace (wanita tua yang sudah menjaganya sejak umur 7 tahun) selalu melarang? Ms. Grace juga selalu menutupi sesuatu tentang pria bernama William Matthew. Hingga hari yang amat ditunggu Chloe tiba, ia mendapatkan sepucuk surat. Surat itu juga akhirnya membuka segala rahasia yang telah Ms. Grace simpan dengan rapat. Chloe ingin bertemu dengan ayahnya, William Matthew, yang akan bermain drama minggu depan di gedung Sdney Opera House. Keinginan Chloe yang bulat malah membuatnya nekat kabur. Bukannya berhasil, ditengah jalan ia diculik oleh Oda. Akankan Chloe berhasil menemui ayahnya? Baca cerita selengkapnya di novel PBC : I Miss You, Dad.

Senin, 20 Oktober 2014

Sepucuk Surat Untuk Presiden




Tak terasa sudah sepuluh tahun engkau memimpin Indonesia
Memang tak semua keinginan rakyat terpenuhi
Tetapi, setidaknya kami mengakui semua kerja kerasmu
Perjuanganmu memajukan Indonesia
Patut diberi penghargaan sebesar-besarnya
"Setiap malam saya merenung, apa yang saya lakukan sejak 10 tahun lalu. Apa yang kurang, apa yang belum saya lakukan. Kita tidak perlu menyesali apa yang belum kita lakukan. Karena kita yakin, kita sudah melakukan yang terbaik, tetapi memang keadaan yang sangat kompleks,"
Benar sekali, Pak..
Tak ada perjuangan yang sia-sia di mata Tuhan
Yang ada hanya anggapan masyarakat yang tak mengerti sulitnya menjadi Presiden
Kami yakin, engkau pasti telah berusaha keras
Tak perlu risau, karena seiring berjalannya waktu Indonesia akan maju
"Saya mengucapkan terima kasih kepada saudara semuanya. Saya juga minta maaf selaku presiden dan kepala pemerintahan barangkali ada sikap dan perilaku saya yang tidak berkenan saya minta maaf, tidak ada niatan saya membuat saudara tidak nyaman. Semua itu karena untuk tugas pokok,"
Bapak Presiden yang saya hormati
Kami tahu, engkau hanya manusia biasa yang diberi kepercayaan Tuhan untuk meminpin Indonesia
Karena itu, sebuah kesalahan memang lazim terjadi
Kami juga ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya
Terima kasih telah memimpin Indonesia sepuluh tahun belakangan
Maafkan kami sebagai rakyat yang sulit diatur
Terima kasih Pak, tanpa perjuanganmu mungkin Indonesia tak akan semaju ini

Sabtu, 11 Oktober 2014

1129

Hai.. Lama tak jumpa.
Tahu kah kamu, aku disini selalu menanti kepulanganmu. Terkadang, jari-jariku gatal sekali ingin menanyakan kabarmu. Tapi aku terlalu takut, takut mengganggumu.
Hai.. Aku rindu.
Entah sudah berapa banyak rindu ini terbuang sia-sia. Untung saja merindukanmu tidak mengeluarkan biaya, bisa-bisa aku jadi miskin seketika.
Hai.. Datanglah.
Setiap saat. Tak henti. Tak ada jeda. Dalam pikiranku selalu membayangkan hidup bersamamu. Menyedihkan memang. Tapi itulah kenyataannya, hidupku terlalu menyedihkan tanpamu.
Hai.. Temui aku.
Untuk sekali saja. Berusahalah membahagiakan aku. Tanpa terpaksa, dengan sukarela. Seperti saat kamu membahagiakan dia yang kamu cintai.
Hai.. Terimakasih ya.
Kamu pasti bingungkan? Untuk apa aku berterimakasih kepadamu. Jawabannya mudah sekali. Karena tanpa kamu sadari, aku bahagia melihat senyummu. Aku bahagia melihat kesederhanaanmu. Aku bahagia menerima kebaikanmu, tanpa pamrih.
Hai.. Masih bingungkah?
Tuhan.. Aku kehabisan kata-kata jika berbincang denganmu. Maaf waktu itu jawabanku kurang memuaskan. Itupun aku gemetar membalas pertanyaanmu.
Hai.. Kamu.
Aku tahu, kamu hanya tak ingin aku kecewa. Kamu sama sekali tidak memberikan harapan. Aku tahu itu. Tapi sudahlah, aku masih belum menyerah untuk mencintai kenangan tentangmu.
Hai.. Balaslah.
Aku mohon, jika kamu sudah membaca ini. Sempatkanlah untuk membalas. Sepatah duapatah kata pun tak apa. Aku begitu paham, kamu tak memiliki waktu banyak untuk menerimaku.
Hai.. Ku mohon.
Itupun jika kamu rela, temui aku. Sedetik aku melihatmu. Sekedar melihat senyummu, hati nelangsa ini mungkin akan kembali terpenuhi. Temui aku, temui aku. Akan aku jelaskan semua tentang perasaan yang telah tumbuh dari tiga tahun yang lalu. Akan aku tunggu diujung penantian.

Aku tunggu.
Semoga kamu tidak mengecewakan.

Minggu, 05 Oktober 2014

Kebudayaan Negara Jerman

Warga Negara Jerman memiliki pandangan liberalis, yaitu pandangan hidup yang mengutamakan kebebasan hak. Mereka juga lebih mudah menerima hal baru jika dibandingkan di Indonesia. Dikutip dari wikipedia.org, Jerman dikenal sebagai das Land der Dichter und Denker (tanah penyair dan pemikir). Hal itu dikarena budaya di Jerman sudah dimulai sebelum Jerman menjadi Negara kebangsaan. Jerman setelah berabad-abad, telah menghasilkan sejumlah besar orang-orang genius dan orang-orang terkemuka, seperti Albert Einstein, Karl Marx, Ludwig van Beethoven, Rudolf Diesel, dan masih banyak lagi.
Dikutip dari studijerman.com, seusai Perang Dunia II, orang menyadari bahwa Jerman hanya dapat kembali ke komunitas bangsa sedunia apabila menghindari kesan adanya semangat budaya nasional yang berlebihan. Pada saat pendirian Republik Federal Jerman tahun 1949 orang mengingat tradisi federalistis dan menyerahkan kewenangan budaya kepada negara bagian. Baru sejak tahun 1999 terdapat menteri negara kebudayaan dan media pada Kekanseliran Federal. Sejak itu  urusan budaya kembali diang­gap sebagai hal yang menyangkut seluruh bangsa. Daerah Ruhrgebiet di negara bagian Nord­rhein-Westfalen, yang dahulu dihuni oleh buruh tambang dan buruh pabrik baja, mengubah wajahnya menjadi daerah budaya. Sebagai “Ibu Kota Budaya Eropa Ruhr 2010” diperlihatkannya bagaimana lingkungan kreatif dapat membuka jalan ke masa depan. 
sumber : google
Jerman termasuk negara besar penghasil buku di dunia. Pekan Raya Buku Internasional Frankfurt yang diadakan setiap bulan Oktober menjadi ajang pertemuan terbesar penerbit internasional. Joanne K. Rowling, Dan Brown, Ken Follet dan Cornelia Funke, merupakan penulis buku anak-anak Jerman yang karyanya cukup mendunia.
sumber : google
Dunia teater di Jerman juga terkenal di berbagai negara, karena terbukti teater di Jerman memiliki kualitas yang baik. Sedangkan dibidang musik, Jerman sejak dahulu sudah melahirkan tokoh-tokoh terkenal yang karyanya mendunia. Seperti, Bach, Beethoven, Brahms, Händel dan Richard Strauss. Banyak mahasiswa dari negara lain jauh-jauh datang ke Jerman untuk belajar musik. Di Jerman terdapat 80 teater musik yang dibiayai oleh dana publik, yang terkenal di antaranya gedung opera di Hamburg, Berlin, Dresden dan München serta di Frankfurt am Main, Stuttgart dan Leipzig.