Minggu, 05 Oktober 2014

Kebudayaan Kota Batu Malang, Jawa Timur



            Kota Batu yang dikenal dengan sebutan "Batu Kota Sejuta Pesona" ini memiliki berbagai kebudayaan yang khas dan menarik. Kota Batu terkenal akan keindahan pemandangan alamnya. Udara segar nan sejuk dan dukelilingi bukit-bukit indah menjadi daya tarik tersendiri jika di banding kota-kota lain di Indonesia. Tidak heran jika banyak wisatawan asing maupun domestik yang tertarik untuk berlibur dan mendalami budaya disana. Kota Batu mempunyai banyak potensi wisata menawan, antar lain seperti Lembah Songgoriti, Pasar Malam, Wisata Wana, Selecta, Wisata Desa Bunga, Jawa Timur Park, Wisata Bangunan Kuno, Wisata Agro dan masih banyak lagi.

sumber : google
Dikutip dari malang-guidance.com, kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang). Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal ini terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya.
sumber : google
Dikutip dari sosbud.kompasiana.com, di Malang, selain Tari Topeng juga berkembang seni Tari Bantengan. Kesenian ini berkembang pesat sejak tahun 1960an ketika jaman Orde Lama. Setiap perayaan atau pawai hari ulang tahun kemerdekaan negara kita senantiasa ditampilkan bersama dengan Tari Liang Liong. Namun seiring kemunduran perekonomian setelah masa itu, seni Tari Bantengan mengalami kemunduran. Lima belas tahun terakhir, seni Tari Bantengan mulai muncul kembali bahkan mulai menjamur. Hampir setiap kecamatan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang, rata-rata ada 3 – 5 perkumpulan seni tari Bantengan. Terutama di sekitar Kecamatan Tumpang, Poncokusumo, serta Kota Batu.
Pada tahun 2003, Kota Batu mengakui bahwa seni Tari Bantengan merupakan seni tari yang berasal dari wilayah itu. Namun kebenarannya masih diragukan, pengakuan Kota Batu menjadi kontroversi di antara masyarakat pecinta seni serta para seniman tari ini. Sebab sebelum pengakuan Kota Batu tersebut mencuat, seni Tari Bantengan tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah Malang. Selain Tari Topeng dan Tari Bantengan, di Malang juga terdapat kesenian kuda lumping dan campursari. Dua kesenian ini mungkin sudah dikenal diberbagai wilayah di Indonesia. 
Begitu beragam dan menarik kesenian yang ditampilkan di wilayah ini. Kita sebagai warga Indonesia berhak mengetahui dan melestarikan budaya-budaya yang ada. Agar kelak, anak cucu kita masih bisa menikmati berbagai kultur budaya asli di wilayahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar