Senin, 30 Desember 2013

Bukan Tentang Cinta

"Kamu pernah gak mikirin perasaan aku?"
Kamu diam.
"Aku gak pernah berharap setiap saat kamu selalu ada. Tapi tolong hargai aku."
Kamu masih terdiam.
"Dulu kalo ada apa-apa pasti cerita. Sekarang? Apa? Untuk berbagi kesedihan aja, sepertinya kamu gak sudi."
"Bukan begitu bil, aku hanya gak mau kamu sedih.."
"Oh, gitu. Jadi, kalo kamu gak mau cerita tentang kebahagiaanmu alasannya karena gak mau lihat aku bahagia? Gitu? Oke, aku mulai ngerti sama kamu sekarang. Ternyata dulu kita bersahabat cuma dibibir saja. Nyatanya hati kita gak akan pernah menyatu!!"
Aku berlari meninggalkan Key yang masih termagu mendengar amarahku.
"Bil, tunggu dulu." Key berlari mengejarku.
"Udah, aku udah tau semuanya Key. Kamu tuuhh!! Arrghh.. Lebih baik kamu pergi saja sama sahabat barumu itu. Gak usah pikirin perasaanku lagi. Okey?"
"Bil..." Key menatapku nanar.

Aku terus berlari menjauh. Tak mau lagi meratapi semua kesalahanmu, kesalahanku, kesalahan kita. Aku mulai mengerti, ternyata memiliki mantan sahabat juga sama menyakitkannya dengan memiliki mantan pacar. Ini memang bukan tentang cinta, tapi tentang menjaga perasaan seorang sahabat. Yeah, perasaan yang hanya diriku sendiri yang tahu.

Selasa, 17 Desember 2013

Seringai

Selamat malam, Tuan..
Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dirimu. Rindu? Tidak, Tuan. Hanya saja hidup terasa asing tanpa melihat seringaimu. Tak menyangka, sejak awal aku memang tertarik akan seringaimu. Bukan seringai nakal, sebenarnya lebih tepat aku katakan cengiran. Hanya saja, kata itu tak sepadan dengan indahnya. Sebenarnya aku tidak merindukanmu, aku hanya sedang mengenang akan hadirmu. Kelihatannya memang terlalu naif pikiranku ini. Tapi ingatlah selalu Tuan, aku tak akan pernah sekalipun merindukanmu. Catat dan ingat itu baik-baik. Hanya saja, yang baru aku benar-benar sadari. Aku begitu memerlukan hadirmu. Yaa, tertawalah saat ini juga Tuan. Ejeklah aku sepuasmu, karena kamu telah berhasil meremas perasaan ini. Tertawalah Tuan.. Aku begitu bahagia jika melihatmu bahagia.

Selamat malam, Tuan..
Katanya cinta itu buta bukan? Tapi bagi ku tidak begitu. Kamu mau mempercayaiku atau orang lain itu terserahmu.Karena bagiku cinta itu dapat melihat, begitu juga dirasa. Melihat hadirmu, hati ini berdesir hangat. Sekedar melihat ucapan terimakasihmu di hape, bibirku tak hentinya mengguratkan senyum. Perlu bukti lain? Tuan, sadarlah. Seringaimu itu, bagaimana aku bisa jatuh cinta jika tak melihat seringaimu. Tapi cinta bukan hanya soal dilihat, tapi juga dirasa. Merasakan hadirmu.. Merasakan tatapanmu, hangatmu, kilaumu.. Ah, Tuan. Terlalu banyak rasa yang kau tinggalkan untukku. Maaf jika aku terlalu banyak berkata. Karena aku hanya ingin menjabarkan, begitu bahagianya aku telah mengenalmu Tuan..


-my dandelion-

Rabu, 11 Desember 2013

Inginku

Sesungguhnya aku benar-benar tak mengerti rasanya mencintai dan dicintai. Selama ini cinta yang datang hanya karena nafsu belaka. Sekedar mengisi hati yang kosong dan tak berwarna. Saat ini aku memang belum terlalu memerlukan cinta, hanya saja terkadang iri mata melihat sekitar. Tapi terkadang, aku bersyukur masih diberikan kebebasan. Tak ada yang mengekang dan mengatur. Disaat sendiri seperti ini, syukur itu muncul tenggelam. Karena dari lubuk hati terdalam menginginkan kepedulian. Tapi aku tak ingin hanya peduli sesaat. Aku tak ingin hanya janji semata. Yang aku mau kamu selalu ada untuk aku tersenyum. Jika kamu tak bisa penuhi itu, maka pergilah menjauh. Dan biarkan aku tetap melihat indahmu dari sisi gelapku.
-my dandelion-

Terimakasih Untuk Kedatanganmu

Pernahkah kamu merasakan kesepian yang teramat menyesakkan.
Kala mentari tak mampu lagi menghangati.
Sejuk udara tak lagi menyejukan hati.
Merasa bahagia sendiri tanpa orang lain peduli.
Ketika cinta datang kemudian pergi tanpa bisa kita raih.
Ketika hampa dirasa tanpa bisa terobati.
Bagai malaikat tanpa sayap kamu datang menghampiri.
Tak banyak berkata, hanya berbuat.
Itulah yang aku inginkan sedari dulu.
Semua dapat aku lupakan hanya karena hadirnya dirimu.
Entahlah, aku anggap kamu obat luka dihati ini.
Hangat mentari ku rasakan kembali.
Indah pelangi terlihat disegala sisi.
Tak akan ada lagi hari kelabu.
Hanya tersisa segelintir debu.
Yang perlahan kamu sapu dengan senyum itu.
Aku hanya tak ingin terlena karnamu.
Aku hanya tak ingin menoreh luka yang baru.
Karena itu aku hanya menganggapmu cahaya dihidupku.
Yang entah kapan waktu akan meredup menjadi kelabu.
Aku hanya ingin ucapkan terimakasih telah datang dihidupku.
Karenamu aku jadi tahu rasanya bahagia dan tersenyum..

-my dandelion-