Kamis, 22 Mei 2014

Makna Kehilangan

Sebenarnya apa sih yang dinamakan kehilangan? Bagaimana rasanya? Bagaimana bentuknya?
Setiap orang pasti pernah merasakan kehilangan. Mulai dari yang sederhana seperti, kehilangan barang kesayangan. Sampai ke yang lebih kompleks, yaitu kehilangan seseorang yang kita sayangi baik itu belahan jiwa atau orang tua maupun sanak saudara. Tak ada yang tahu persis kapan saatnya kita merasakan kehilangan. Sedikit cerita, bulan Juli nanti tepat 3 tahun tante saya meninggal. Saat dikabarkan berita duka, saya merasa mungkin ini yang terbaik untuk tante saya. Pelan-pelan saya belajar mengikhlaskan. Tapi ketika saya melihat jasad tante dengan mata kepala sendiri, pertahan pun lepas. Lemas, saya pun duduk disebelah jasad sambil tersedu. Entah, tak bisa saya gambarkan perasaan saya saat itu. Ada perasaan perih didada ketika menyaksikan seseorang yang saya cintai kini telah tiada. Setiap mengingat kenangan bersama beliau, sampai sekarang pun rasanya dada saya sesak. Belum benar-benar bisa melupakan, karena menurut saya tak perlu dilupakan cukup kita ingat kenangan indah bersamanya itu pun dapat kita jadikan obat rindu yang mujarab.
Rasa kehilangan memang identik dengan meninggalnya seseorang. Tapi ada juga rasa kehilangan ketika kita dipisahkan jarak yang cukup jauh atau "jarak" lainnya. Jarak. Banyak pasangan yang akhirnya dikalahkan oleh jarak. Tapi tak sedikit juga yang berhasil mengalahkan jarak. Tapi, jika jarak yang dimaksud adalah dalam tanda kutip? Misalnya saja, ada seorang laki-laki dan seorang perempuan bersahabat. Mereka sangat akrab, setiap hari mereka habiskan waktu bersama. Tapi, ketika salah satu dari mereka memiliki pasangan. Pastilah muncul "jarak" antara jalinan persahabatan ini. Tak bisa dicegah memang, karena ini adalah hal manusiawi. Didalam hidup kita harus memilih. Tapi ada juga  persahabatan yang berhasil mengalahkan "jarak". Walaupun masing-masing dari mereka memiliki pasangan tapi karena sama-sama memiliki prinsip "jarak" pun tak akan menjadi masalah yang besar.
Fokus kembali ke masalah kehilangan. Ada yang bilang kehilangan itu seperti separuh jiwa kita ikut pergi. Antara rindu dan kehilangan menyatu menjadi satu. Banyak orang yang bahkan malah melakukan hal bodoh ketika mereka kehilangan seseorang. Padahal, seharusnya kita hidup berbahagia. Yaa walau sakit, setidaknya kita tidak boleh menunjukan kesedihan berulang kali. Tetap semangat menghadapi hari-hari. Karena pasti masih banyak orang yang harus kita bahagiakan...

Kepadamu Hujan

Hujan...
Aku ingin bercerita kepadamu.
Pagi tadi aku kembali bertemu dengannya.
Disudut itulah aku kembali mengingat angan tentangnya.
Sebenarnya..
Aku tak ingin berlama-lama mengingatnya.
Tapi sepertinya, ia enggan untuk meninggalkan isi kepalaku.
Hujaann.. Tahukah kamu?
Aku lelah, terus menjadi bayang-bayang yang sekedar melihatnya bahagia.
Aku ingin menjadi salah satu alasan untuk senyumannya..
Hujan...
Jika kamu bisa mengubah keadaan, cobalah ubah.
Aku mohon, sekali saja untuk bisa bersamanya.
Akan aku ubah hidupnya dengan penuh warna dan kasih.
Tapi hujan.. Mungkin semua sudah terlambat.
Bagai debu jalan yang kau hapus habis tanpa jejak, dia pun begitu.
Aku mungkin sudah tak bisa meraihnya.
Bukan pesimis hujan, hanya saja aku tak ingin kembali terjatuh.
Hujan... Kamu tahu?
Dia itu hanya ada dimimpiku.
Disana aku bisa memilikinya, lalu.. Dikehidupan nyata?
Ya, dia kembali menghilang, pergi bersama mimpinya sendiri.
Hujaaann.. Aku rindu dengannya.
Kirimkan salam ku untuknya.
Kabarkan selalu keadaannya.
Karena hanya denganmulah hujan, aku bisa melampiaskan semua rinduku padanya.
Turunlah hujan, sederas apapun..
Agar kau berhasil menghapus rindu yang kerontang ini.
Kepadamu hujan, ku titipkan anganku...