Jumat, 24 Oktober 2014

Penulis Muda Berbakat


dok. pribadi
Tangerang – Ditengah kesibukannya sebagai pelajar, Dyah Apriliani Kusumaastuti (17) berhasil menerbitkan dua novel. Novel yang telah diterbitkan di penerbit DAR! Mizan dalam serial Pink Berry Club antara lain berjudul, I Miss You, Dad (terbit bulan Agustus 2014) dan Surprise in Hokkaido (terbit bulan September 2014). Saat ini kedua novelnya sudah bisa didapatkan ditoko buku seluruh Indonesia. Dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp. 35.000,00.
Dyah memilih menjadi menjadi penulis karena ingin mengabadikan pengalaman-pengalaman yang dia alami bersama orang-orang yang ada dilingkungannya dalam bentuk tulisan. Karena lingkungan mainnya didominasi oleh orang-orang hebat, keren dan mengesankan. Menurut Dyah, menulis itu menyenangkan. Hitung-hitung bisa beramal, kalau tulisan kita bisa menginspirasi orang lain.
Inspirasi dalam membuat novel bisa datang darimana saja. Saat sedang melamun atau berbicara tentang pengalaman teman yang unik di kelas. Di toko buku juga bisa mencari inspirasi, terkadang Dyah suka berimajinasi cover buku yang ada di toko buku, lalu mengarang jalan ceritanya sendiri. Di kamar sendiri juga bisa menjadi tempat mencari inspirasi, kalau sedang ingin tidur atau istirahat suka dapat inspirasi dan harus cepat dicatat agar tidak lupa.
Menurut Dyah, rahasia bisa menjadi penulis professional adalah jangan ragu untuk mengirimkan karya kita ke penerbit. Karena kalau hanya disimpan dan tidak dipublikasikan, tidak akan terbit ke penerbit. Kita juga harus terus produktif dan jangan ragu untuk memeriksa kembali naskah tulisan kita. Berikut ada sinopsis salah satu karyanya, PBC : I Miss You, Dad.
Bertemu dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua memang hal yang amat diinginkan setiap anak. Chloe sudah mendapatkan perhatian dan kasih sayang itu, tapi hanya dari Ms. Grace, Ruby dan sahabatnya, Olive. Ia ingin bertemu dengan orang tuanya, tapi kenapa Ms. Grace (wanita tua yang sudah menjaganya sejak umur 7 tahun) selalu melarang? Ms. Grace juga selalu menutupi sesuatu tentang pria bernama William Matthew. Hingga hari yang amat ditunggu Chloe tiba, ia mendapatkan sepucuk surat. Surat itu juga akhirnya membuka segala rahasia yang telah Ms. Grace simpan dengan rapat. Chloe ingin bertemu dengan ayahnya, William Matthew, yang akan bermain drama minggu depan di gedung Sdney Opera House. Keinginan Chloe yang bulat malah membuatnya nekat kabur. Bukannya berhasil, ditengah jalan ia diculik oleh Oda. Akankan Chloe berhasil menemui ayahnya? Baca cerita selengkapnya di novel PBC : I Miss You, Dad.

Senin, 20 Oktober 2014

Sepucuk Surat Untuk Presiden




Tak terasa sudah sepuluh tahun engkau memimpin Indonesia
Memang tak semua keinginan rakyat terpenuhi
Tetapi, setidaknya kami mengakui semua kerja kerasmu
Perjuanganmu memajukan Indonesia
Patut diberi penghargaan sebesar-besarnya
"Setiap malam saya merenung, apa yang saya lakukan sejak 10 tahun lalu. Apa yang kurang, apa yang belum saya lakukan. Kita tidak perlu menyesali apa yang belum kita lakukan. Karena kita yakin, kita sudah melakukan yang terbaik, tetapi memang keadaan yang sangat kompleks,"
Benar sekali, Pak..
Tak ada perjuangan yang sia-sia di mata Tuhan
Yang ada hanya anggapan masyarakat yang tak mengerti sulitnya menjadi Presiden
Kami yakin, engkau pasti telah berusaha keras
Tak perlu risau, karena seiring berjalannya waktu Indonesia akan maju
"Saya mengucapkan terima kasih kepada saudara semuanya. Saya juga minta maaf selaku presiden dan kepala pemerintahan barangkali ada sikap dan perilaku saya yang tidak berkenan saya minta maaf, tidak ada niatan saya membuat saudara tidak nyaman. Semua itu karena untuk tugas pokok,"
Bapak Presiden yang saya hormati
Kami tahu, engkau hanya manusia biasa yang diberi kepercayaan Tuhan untuk meminpin Indonesia
Karena itu, sebuah kesalahan memang lazim terjadi
Kami juga ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya
Terima kasih telah memimpin Indonesia sepuluh tahun belakangan
Maafkan kami sebagai rakyat yang sulit diatur
Terima kasih Pak, tanpa perjuanganmu mungkin Indonesia tak akan semaju ini

Sabtu, 11 Oktober 2014

1129

Hai.. Lama tak jumpa.
Tahu kah kamu, aku disini selalu menanti kepulanganmu. Terkadang, jari-jariku gatal sekali ingin menanyakan kabarmu. Tapi aku terlalu takut, takut mengganggumu.
Hai.. Aku rindu.
Entah sudah berapa banyak rindu ini terbuang sia-sia. Untung saja merindukanmu tidak mengeluarkan biaya, bisa-bisa aku jadi miskin seketika.
Hai.. Datanglah.
Setiap saat. Tak henti. Tak ada jeda. Dalam pikiranku selalu membayangkan hidup bersamamu. Menyedihkan memang. Tapi itulah kenyataannya, hidupku terlalu menyedihkan tanpamu.
Hai.. Temui aku.
Untuk sekali saja. Berusahalah membahagiakan aku. Tanpa terpaksa, dengan sukarela. Seperti saat kamu membahagiakan dia yang kamu cintai.
Hai.. Terimakasih ya.
Kamu pasti bingungkan? Untuk apa aku berterimakasih kepadamu. Jawabannya mudah sekali. Karena tanpa kamu sadari, aku bahagia melihat senyummu. Aku bahagia melihat kesederhanaanmu. Aku bahagia menerima kebaikanmu, tanpa pamrih.
Hai.. Masih bingungkah?
Tuhan.. Aku kehabisan kata-kata jika berbincang denganmu. Maaf waktu itu jawabanku kurang memuaskan. Itupun aku gemetar membalas pertanyaanmu.
Hai.. Kamu.
Aku tahu, kamu hanya tak ingin aku kecewa. Kamu sama sekali tidak memberikan harapan. Aku tahu itu. Tapi sudahlah, aku masih belum menyerah untuk mencintai kenangan tentangmu.
Hai.. Balaslah.
Aku mohon, jika kamu sudah membaca ini. Sempatkanlah untuk membalas. Sepatah duapatah kata pun tak apa. Aku begitu paham, kamu tak memiliki waktu banyak untuk menerimaku.
Hai.. Ku mohon.
Itupun jika kamu rela, temui aku. Sedetik aku melihatmu. Sekedar melihat senyummu, hati nelangsa ini mungkin akan kembali terpenuhi. Temui aku, temui aku. Akan aku jelaskan semua tentang perasaan yang telah tumbuh dari tiga tahun yang lalu. Akan aku tunggu diujung penantian.

Aku tunggu.
Semoga kamu tidak mengecewakan.

Minggu, 05 Oktober 2014

Kebudayaan Negara Jerman

Warga Negara Jerman memiliki pandangan liberalis, yaitu pandangan hidup yang mengutamakan kebebasan hak. Mereka juga lebih mudah menerima hal baru jika dibandingkan di Indonesia. Dikutip dari wikipedia.org, Jerman dikenal sebagai das Land der Dichter und Denker (tanah penyair dan pemikir). Hal itu dikarena budaya di Jerman sudah dimulai sebelum Jerman menjadi Negara kebangsaan. Jerman setelah berabad-abad, telah menghasilkan sejumlah besar orang-orang genius dan orang-orang terkemuka, seperti Albert Einstein, Karl Marx, Ludwig van Beethoven, Rudolf Diesel, dan masih banyak lagi.
Dikutip dari studijerman.com, seusai Perang Dunia II, orang menyadari bahwa Jerman hanya dapat kembali ke komunitas bangsa sedunia apabila menghindari kesan adanya semangat budaya nasional yang berlebihan. Pada saat pendirian Republik Federal Jerman tahun 1949 orang mengingat tradisi federalistis dan menyerahkan kewenangan budaya kepada negara bagian. Baru sejak tahun 1999 terdapat menteri negara kebudayaan dan media pada Kekanseliran Federal. Sejak itu  urusan budaya kembali diang­gap sebagai hal yang menyangkut seluruh bangsa. Daerah Ruhrgebiet di negara bagian Nord­rhein-Westfalen, yang dahulu dihuni oleh buruh tambang dan buruh pabrik baja, mengubah wajahnya menjadi daerah budaya. Sebagai “Ibu Kota Budaya Eropa Ruhr 2010” diperlihatkannya bagaimana lingkungan kreatif dapat membuka jalan ke masa depan. 
sumber : google
Jerman termasuk negara besar penghasil buku di dunia. Pekan Raya Buku Internasional Frankfurt yang diadakan setiap bulan Oktober menjadi ajang pertemuan terbesar penerbit internasional. Joanne K. Rowling, Dan Brown, Ken Follet dan Cornelia Funke, merupakan penulis buku anak-anak Jerman yang karyanya cukup mendunia.
sumber : google
Dunia teater di Jerman juga terkenal di berbagai negara, karena terbukti teater di Jerman memiliki kualitas yang baik. Sedangkan dibidang musik, Jerman sejak dahulu sudah melahirkan tokoh-tokoh terkenal yang karyanya mendunia. Seperti, Bach, Beethoven, Brahms, Händel dan Richard Strauss. Banyak mahasiswa dari negara lain jauh-jauh datang ke Jerman untuk belajar musik. Di Jerman terdapat 80 teater musik yang dibiayai oleh dana publik, yang terkenal di antaranya gedung opera di Hamburg, Berlin, Dresden dan München serta di Frankfurt am Main, Stuttgart dan Leipzig. 

Kebudayaan Kota Batu Malang, Jawa Timur



            Kota Batu yang dikenal dengan sebutan "Batu Kota Sejuta Pesona" ini memiliki berbagai kebudayaan yang khas dan menarik. Kota Batu terkenal akan keindahan pemandangan alamnya. Udara segar nan sejuk dan dukelilingi bukit-bukit indah menjadi daya tarik tersendiri jika di banding kota-kota lain di Indonesia. Tidak heran jika banyak wisatawan asing maupun domestik yang tertarik untuk berlibur dan mendalami budaya disana. Kota Batu mempunyai banyak potensi wisata menawan, antar lain seperti Lembah Songgoriti, Pasar Malam, Wisata Wana, Selecta, Wisata Desa Bunga, Jawa Timur Park, Wisata Bangunan Kuno, Wisata Agro dan masih banyak lagi.

sumber : google
Dikutip dari malang-guidance.com, kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang). Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal ini terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya.
sumber : google
Dikutip dari sosbud.kompasiana.com, di Malang, selain Tari Topeng juga berkembang seni Tari Bantengan. Kesenian ini berkembang pesat sejak tahun 1960an ketika jaman Orde Lama. Setiap perayaan atau pawai hari ulang tahun kemerdekaan negara kita senantiasa ditampilkan bersama dengan Tari Liang Liong. Namun seiring kemunduran perekonomian setelah masa itu, seni Tari Bantengan mengalami kemunduran. Lima belas tahun terakhir, seni Tari Bantengan mulai muncul kembali bahkan mulai menjamur. Hampir setiap kecamatan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang, rata-rata ada 3 – 5 perkumpulan seni tari Bantengan. Terutama di sekitar Kecamatan Tumpang, Poncokusumo, serta Kota Batu.
Pada tahun 2003, Kota Batu mengakui bahwa seni Tari Bantengan merupakan seni tari yang berasal dari wilayah itu. Namun kebenarannya masih diragukan, pengakuan Kota Batu menjadi kontroversi di antara masyarakat pecinta seni serta para seniman tari ini. Sebab sebelum pengakuan Kota Batu tersebut mencuat, seni Tari Bantengan tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah Malang. Selain Tari Topeng dan Tari Bantengan, di Malang juga terdapat kesenian kuda lumping dan campursari. Dua kesenian ini mungkin sudah dikenal diberbagai wilayah di Indonesia. 
Begitu beragam dan menarik kesenian yang ditampilkan di wilayah ini. Kita sebagai warga Indonesia berhak mengetahui dan melestarikan budaya-budaya yang ada. Agar kelak, anak cucu kita masih bisa menikmati berbagai kultur budaya asli di wilayahnya.