Sabtu, 05 November 2016

Angan Harapan

Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau cari ketika kecewa, sedih, juga bahagia. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau genggam erat jemarinya. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau nanti kepulangannya. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau peluk erat ketika rindu menerpa. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau kirimi kabar. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau tatap dengan penuh perhatian. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau percaya untuk berbagi keluh kesah dan bahagia. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kau pilih sebagai tambatan hati. Aku ingin menjadi satu-satunya dan terakhir untukmu... Biarkan aku tetap berangan-angan. Bukankah hidup itu tempat bermimpi. Selama ada kamu.. Selama masih ada kata kita diantara kau dan aku. Biarkanlah tetap seperti ini. 051116

Kamis, 02 Juni 2016

Ibu

Terkadang saat ibu berulang tahun aku sempat berfikir. Harus bahagia atau malah sedih karena ibu bertambah tua. Aku tak sanggup membayangkan hidup tanpamu. Memang terkadang aku bosan mendengar omelanmu, padahal itu adalah petuah berharga untuk hidupku kelak. Ibu, aku memang tak pandai merangkai kata. Ingin sekali aku menciummu dan mengatakan aku sangat mencintaimu. Se-menyebalkannya dirimu, engkau tetap ibuku yang selalu ada disetiap doa-ku. Aku memang tak pandai mengungkapkan rasa cintaku. Tapi ketahuilah ibu, aku sangat mencintai dirimu. Ibu, betapa aku sangat ingin mengungkapkan ini langsung dihadapanmu. Hanya saja aku masih merasa kaku saat ingin melakukan itu. Selamat ulang tahun ke 51 Ibu. Aku berharap Ibu panjang umur, agar aku bisa membalas sedikit jasa Ibu yang tak terkira dalam membesarkanku.

Jumat, 25 Maret 2016

Dilema

Seindah-indahnya kesalahan tetap saja namanya tak berubah, selalu kesalahan.
Kenapa dikatakan kesalahan?
Bukankah kesalahan hanya sebuah persepsi semata?
Coba tanyakan ke seluruh dunia, tak semua menyetujui bahwa itu kesalahan.
Tapi apakah kamu hidup diberbagai belahan dunia?
Tentu saja tidak. Kamu hidup disalah satunya.
Norma aturan masyarakat dan agama disekitarmulah yang akan membimbingmu.
Tapi apakah jatuh cinta perlu norma?
Ketika kamu untuk pertama kalinya merasakan kesalahan mencintai.
Seseorang yang seharusnya kamu cintai sewajarnya, sebagai mana layaknya masyarakat menganggap.
Tapi entah mengapa perasaan itu diam-diam merasukimu.
Membuatmu bingung.
Rasa itu hadir begitu saja saat bersama dia.
Rasa yang berbeda saat bersama orang lain.
Selalu ingin bersamanya, memandanginya diam-diam.
Mencoba mengingat caranya tertawa.
Ah, betapa itu adalah kesalahan yang teramat indah.
Tapi tak bisa terpungkiri.
Kesalahan tetap kesalahan walaupun kamu selalu mencoba menyangkalnya.

Sabtu, 09 Januari 2016

Berbeda

Aku tak akan sama seperti saat terakhir kita bertemu. Seorang yang bodoh yang bisa kamu permainkan hatinya. Yang selalu kamu acuhkan pedulinya. Aku tak akan mengulangi kesalahan hingga ketiga kalinya. Yaa, karena aku pernah jatuh kedua kalinya karena mulut manismu. Mungkin jika nanti kita bertemu lagi. Jangan kau harap aku masih sama seperti kemarin. Setiap kesakitanku yang kau toreh membuatku menjadi semakin kuat. Jangan salahkan aku jika aku tak mempercayaimu lagi. Aku hanya ingin menghindar dari segala kemunafikan yang kau punya. Aku tak mau memiliki tambahan alasan untuk membencimu. Aku bersyukur, kita tidak pernah bersatu. Entahlah, mungkin saat itu aku sedang khilaf.
 Mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang bisa aku petik hikmahnya untuk memperbaiki diri ini. Kamu boleh membenciku, aku boleh membencimu. Bukankah antara benci dan cinta perbedaannya hanya setipis benang? Aku mencintaimu tanpa harap, tapi kemudian kamu berikan harapan. Harapan yang membuat aku semakin tenggelam. Aku belajar untuk berenang, mencari udara agar aku tetap hidup. Dan akhirnya aku berhasil keluar dari lautan duka. Jangan lagi pernah kamu coba menenggelamkanku atau bahkan jangan coba menolongku untuk menjatuhkanku. Karena aku kini bukan seperti yang kau kenal dulu. Aku yg bodoh sudah hilang dan jangan coba kau temukan..