Sabtu, 09 Januari 2016

Berbeda

Aku tak akan sama seperti saat terakhir kita bertemu. Seorang yang bodoh yang bisa kamu permainkan hatinya. Yang selalu kamu acuhkan pedulinya. Aku tak akan mengulangi kesalahan hingga ketiga kalinya. Yaa, karena aku pernah jatuh kedua kalinya karena mulut manismu. Mungkin jika nanti kita bertemu lagi. Jangan kau harap aku masih sama seperti kemarin. Setiap kesakitanku yang kau toreh membuatku menjadi semakin kuat. Jangan salahkan aku jika aku tak mempercayaimu lagi. Aku hanya ingin menghindar dari segala kemunafikan yang kau punya. Aku tak mau memiliki tambahan alasan untuk membencimu. Aku bersyukur, kita tidak pernah bersatu. Entahlah, mungkin saat itu aku sedang khilaf.
 Mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang bisa aku petik hikmahnya untuk memperbaiki diri ini. Kamu boleh membenciku, aku boleh membencimu. Bukankah antara benci dan cinta perbedaannya hanya setipis benang? Aku mencintaimu tanpa harap, tapi kemudian kamu berikan harapan. Harapan yang membuat aku semakin tenggelam. Aku belajar untuk berenang, mencari udara agar aku tetap hidup. Dan akhirnya aku berhasil keluar dari lautan duka. Jangan lagi pernah kamu coba menenggelamkanku atau bahkan jangan coba menolongku untuk menjatuhkanku. Karena aku kini bukan seperti yang kau kenal dulu. Aku yg bodoh sudah hilang dan jangan coba kau temukan..