Rabu, 21 Oktober 2015

Rangkuman Jurnal Psikologi


Berdasarkan Jurnal Psikologi “Perbedaan Minat dalam Penggunaan Fungsi Internet Berdasarkan Tipe Kepribadian Vol. 3 No. 2, Desember 2005". 
Ditulis oleh P. Tommy Y. S. Suyasa, Fransisca I. R. Dewi, dan Susanti Savitri. 
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta


PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi pada dasarnya bertujuan untuk mencapai serta memenuhi aspirasi dan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan SDM yang tersedia secara efisien. Pada saat ini teknologi media massa telah mengalami perkembangan mulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang lebih kompleks seperti fasilitas internet. Lewat fasilitas internet seseorang mendapatkan banyak hal. Fungsi internet menjadi dua, yaitu sebagai sarana telekomunikasi dan sarana non telekomunikasi. 
Dan dengan kehadiran teknologi informasi (internet) ini jarak secara fisik dapat dihilangkan. Banyak yang menghabiskan waktunya untuk menggunakan internet di warnet-warnet. Warnet merupakan jasa penyedia fasilitas internet yang belakangan ini dapat dengan mudah ditemukan bagi pengguna internet. Dengan banyaknya rental internet atau warnet, internet semakin mudah diakses dan menambah minat remaja. Minat itu bisa timbul karena faktor eksternal (lingkungan) dan dari faktor internal (kepribadian). Kepribadian oleh Eysenck dibedakan menjadi dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert.

PERMASALAHAN
1. Apakah ada perbedaan minat dalam penggunaan fungsi internet antara remaja yang memiliki tipe kepribadian Introvert dan remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert ?
2. Fungsi internet yang manakah paling banyak digunakan antara remaja yang memiliki tipe kepribadian Introvert dengan remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert?

TINJAUAN TEORETIS KEPRIBADIAN
Dengan kepribadian adalah tingkah laku serta sifat-sifat yang dimiliki seseorang yang menjadikannya beda dengan orang lain yang bersifat dinamis. Carl Gustav Jung dan Hans J. Eysenck membedakan kepribadian kedalam dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert. 
Kepribadian Introvert adalah individu yang memiliki kecenderungan tingkah laku serta sifat-sifat yaitu tertutup, kurang suka bersosialisasi, lebih menyukai beraktivitas sendiri dibandingkan bersama-sama. Individu yang memilki tipe kepribadian Introvert juga lebih senang melakukan aktivitas yang tenang tidak banyak bergerak seperti membaca buku, hati-hati, terkontrol, pesimis dan bertanggung jawab.
Kepribadian Ekstravert adalah kecenderungan tingkah laku serta sifat-sifat yang dimiliki oleh individu dengan karakteristik sebagai berikut yaitu mempunyai sifat terbuka. senang berteman dengan siapa saja baik dilingkungan yang lama maupun lingkungan yang baru, senang beraktivitas bersama-sama, aktif, tingkah lakunya lebih cenderung dipengaruhi oleh orang lain, ekspresif dan kurang bertanggung jawab.

MINAT
Pada dasarnya minat oleh para ahli dimasukkan sebagai aspek psikologis yang dapat mempengaruhi seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan pada setiap orang belum tentu memiliki minat yang sama, maka tinggi rendahnya minat juga belum tentu sama. Pintrich dan Schunk (dalam Lakilakinto, 2001 h. 40) membedakan minat menjadi tiga yaitu:
1. Minat Pribadi.
2. Minat Situasional.
3. Minat sebagai Keadaan Psikologis. 
Minat memiliki dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut (Laki-lakinto, 2001; Laki-lakinto, 2001):
1.  Aspek Kognitif.
2.  Aspek Afektif.
Minat seseorang akan semakin kuat dan bertahan apabila semakin kuatnya kebutuhan yang ingin terpuaskan. Kemudian semakin sering minat itu dilakukan atau disalurkan melalui kegiatan maka semakin kuatlah minat tersebut. Pengalaman juga membantu remaja untuk menilai minatnya secara lebih kritis dan menilai minat mana yang lebih penting sehingga mereka cenderung menstabilkan minatnya. Minat yang stabil akan mempunyai hubungan yang bermakna dengan aktivitas di masa yang akan datang dan juga memotivasi aktivitas pada saat ini.

INTERNET
Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta).  Internet mempunyai dua macam fungsi, yaitu berfungsi untuk telekomunikasi dan non telekomunikasi. Sarana-sarana internet yang termasuk berfungsi untuk komunikasi adalah chatting, e-mail pribadi, e-mail news group atau berdiskusi, dan sarana-sarana internet yang termasuk berfungsi non komunikasi adalah browsing tentang buku, browsing tentang artikel, browsing tentang produk, browsing tentang jodoh atau artikel, kemudian download file atau artikel, download program, dan download lagu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat terhadap internet diantaranya:
(a) faktor sarana komunikasi.
(b) faktor sarana informasi.
(c) faktor sebagai adaptasi dari kemajuan teknologi.
(d) faktor dorongan lingkungan.

REMAJA
Istilah remaja atau Adolescence (Inggris) berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Remaja adalah suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11-21 tahun, disertai dengan proses perubahan fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka pembentukan identitas diri.
Usia remaja awal adalah 11-15 tahun, usia remaja pertengahan 15-18 tahun dan usia remaja akhir adalah 18-21 tahun. Subyek penelitian ini adalah remaja dalam arti umum yaitu individu dalam usia 11-21 tahun.

KERANGKA BERPIKIR
Kepribadian seseorang mempengaruhi minatnya terhadap suatu obyek tertentu, misalnya teknologi informasi atau internet. Individu yang memiliki tipe kepribadian Introvert memiliki minat yang berbeda terhadap penggunaan fungsi internet bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert. Tipe kepribadian Introvert cenderung lebih memilih fungsi internet sebagai sarana non telekomunikasi, sedangkan tipe kepribadian ekstravert diasumsikan cenderung lebih memilih fungsi internet sebagai sarana telekomunikasi. 

HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan minat dalam penggunaan fungsi internet antara remaja yang memiliki tipe kepribadian Introvert dan remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert.

METODE PENELITIAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan convenience sampling. Peneliti melakukan uji reliabilitas instrumen ukur terlebih dahulu terhadap masing-masing variabel. Hasil uji reliabilitas variabel tipe kepribadian introvert menghasilkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,8533. Sedangkan reliabilitas instrumen ukur tipe kepribadian ekstravert menghasilkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,8910. Kemudian pada variabel minat, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode test-retest. Pengujian reliabilitas instrumen ukur minat dalam penggunaan fungsi internet menghasilkan nilai koefisien Spearman rho pada masing-masing butir antara 0.31 s/d 0.58.

TEKNIK ANALISIS DATA
Pengujian hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistik Chi Square dengan bantuan program SPSS versi 13.

PROSEDUR PENELITIAN
Hasil validitas isi dan uji coba alat ukur menghasilkan alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data yang berjumlah 67 butir alat ukur tipe kepribadian serta 7 butir alat ukur minat dalam penggunaan fungsi internet. Alat ukur tersebut disebarkan kepada 200 subjek baik laki-laki maupun perempuan mulai dari remaja awal sampai dengan remaja akhir di Jakarta. Pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri X Kemanggisan, pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri Y Kemanggisan, para remaja di Warnet Z Tebet, dan para remaja yang kebetulan ditemui oleh peneliti di kampus-kampus maupun di sekolah.

HASIL PENELITIAN
Subjek yang memiliki tipe kepribadian Introvert sebanyak 58 orang atau 29%  dan subjek penelitian yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert sebanyak 68 orang atau 34 %. Dan sisanya tidak bisa dikategorigakan kedua tipe kepribadian tersebut.
Subyek yang memilih menggunakan sarana Internet sebagai fungsi telekomunikasi dan memiliki tipe kepribadian introvert sebanyak 24 orang atau 19.05%; tipe kepribadian ekstravert sebanyak 40 orang atau 31.75%.
Subyek yang memilih menggunakan sarana Internet sebagai fungsi non-telekomunikasi dan memiliki tipe kepribadian introvert sebanyak 34 orang atau 26.98%;  tipe kepribadian ekstravert sebanyak 28 orang atau 22.22%.

PEMBAHASAN
Remaja yang memiliki tipe kepribadian Introvert lebih memilih fungsi non telekomunikasi, yaitu browsing dan download. Sementara itu remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert cenderung lebih memilih fungsi internet telekomunikasi, yaitu chatting dan e-mail pribadi.

KESIMPULAN
Hipotesis nol penelitian ditolak pada tingkat signifikasi 10%, dengan demikian hipotesis alternatif diterima, artinya terdapat perbedaan minat dalam penggunaan fungsi internet antara remaja yang memilki tipe kepribadian Introvert dan remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert. Remaja yang memilki tipe
kepribadian Introvert cenderung memilki minat pada fungsi non-telekomunikasi, sedangkan remaja yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert memiliki minat pada fungsi telekomunikasi.

SARAN UNTUK PENELITIAN LEBIH LANJUT
Peneliti menyarankan untuk membahas lebih mendalam lagi mengapa seseorang lebih memilih lebih memilih objek minat yang satu daripada objek minat yang lain. Kemudian lebih memperbanyak teori tentang internet agar lebih mendalam sehingga bisa lebih mengetahui tentang internet beserta fungsinya lebih terperinci. Dan pada saat pengambilan data disarankan untuk lebih memperhatikan waktu yang tepat untuk mengambilan data subjek agar hasil penelitian menjadi lebih baik.


                                               ********************

TAMBAHAN DARI PERANGKUM
Kelebihan Jurnal : 
1. Topik bahasan sangat menarik.
2. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
3. Teori yang digunakan jelas dan lengkap.
4. Hasil penelitian dijabarkan dengan lengkap.

Kekurangan Jurnal :
1. Terlalu banyak teori dan bahasan yang diulang-ulang.
2. Subyek yang tidak masuk kedua tipe kepribadian tidak dijelaskan secara rinci. 

Saran :
Untuk penelitian lebih lanjut saya sarankan menggunakan alat tes untuk mengukur tipe kepribadian, agar hasil yang diperoleh akurat. Selain itu subyek yang tidak masuk kedua tipe kepribadian sebaiknya dijelaskan lebih rinci, dan diikutsertakan dalam hasil penelitian. Sebaiknya diperhatikan waktu yang tepat saat pengambilan data agar hasil yang diperoleh akurat. 









  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar